POKEMON787 adalah waralaba yang sangat kaya akan kreativitas, menggabungkan berbagai elemen dari dunia nyata dengan imajinasi tanpa batas. Salah satu aspek yang sering terlupakan adalah bagaimana banyak Pokémon yang terinspirasi oleh mitologi dunia — cerita rakyat, legenda kuno, dan makhluk mitologis dari berbagai budaya yang ada. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi Pokémon yang diambil dari mitologi dunia dan bagaimana elemen-elemen tersebut tercermin dalam desain dan cerita mereka.
1. Gyarados: Terinspirasi oleh Legenda Ikan Koi di Jepang
Pokémon Gyarados adalah contoh yang jelas dari pengaruh mitologi Jepang. Dalam cerita rakyat Jepang, ada legenda tentang seekor ikan koi yang berusaha berenang menaiki air terjun yang dikenal sebagai “Dragon Gate.” Setelah berhasil melompat melewati air terjun, ikan koi itu berubah menjadi naga, simbol dari perjuangan, ketekunan, dan transformasi besar.
Pokémon Magikarp, yang tampaknya tidak berguna dan lemah, akhirnya berevolusi menjadi Gyarados, yang sangat kuat dan menakutkan. Proses evolusi ini mengingatkan kita pada transformasi koi menjadi naga dalam mitologi Jepang, dan simbolisme perjuangan untuk mencapai tujuan besar.
2. Ninetales: Terinspirasi oleh Kitsune dalam Mitologi Jepang
Pokémon Ninetales, dengan sembilan ekornya yang berkilau, adalah referensi langsung kepada Kitsune, makhluk rubah dalam mitologi Jepang. Dalam cerita rakyat Jepang, Kitsune dikenal sebagai makhluk yang memiliki kekuatan magis dan dapat berubah bentuk. Lebih dari itu, jika seekor Kitsune hidup lama (sering kali berusia seribu tahun), ia akan memiliki sembilan ekor, yang menandakan kekuatan magis yang luar biasa.
Dalam budaya Jepang, Kitsune sering kali berhubungan dengan dewa pertanian dan berperan sebagai pelindung. Ninetales, dengan sembilan ekornya, mencerminkan kekuatan magis yang sama, serta hubungan dengan dunia roh dan kekuatan alam.
3. Lugia dan Ho-Oh: Dewa Laut dan Burung Phoenix
Beberapa Pokémon legendaris juga terinspirasi oleh mitos dan simbolisme yang lebih besar dari berbagai budaya. Lugia dan Ho-Oh, dua Pokémon legendaris yang berasal dari Pokémon Gold dan Pokémon Silver, memiliki asal-usul yang berkaitan dengan berbagai mitologi.
Lugia sering digambarkan sebagai penjaga lautan dan badai. Ini mengingatkan kita pada dewa laut dalam berbagai mitologi, termasuk dalam mitologi Jepang dan Yunani, di mana dewa-dewa tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan cuaca dan lautan. Lugia sebagai penjaga laut mencerminkan konsep mitologis tentang kekuatan alam dan peran penting yang dimainkan oleh makhluk mitologi dalam menjaga keseimbangan dunia.
Ho-Oh, di sisi lain, terinspirasi oleh burung phoenix, makhluk mitologi yang dikenal dengan kemampuannya untuk bangkit kembali dari abu. Phoenix adalah simbol dari pembaruan, kebangkitan, dan keabadian, dan dalam banyak budaya — termasuk Yunani, Mesir, dan Jepang — burung ini dianggap sebagai simbol harapan dan pemulihan. Ho-Oh yang muncul dalam cerita Pokémon juga melambangkan tema-tema ini, mengingatkan pada konsep kebangkitan dan penciptaan kembali yang ada dalam banyak legenda dunia.
4. Yveltal: Terinspirasi oleh Makhluk Kematian dalam Mitologi Nordik
Yveltal, Pokémon legendaris dari Pokémon X, terinspirasi oleh konsep kematian dan kehancuran, dan kemungkinan besar diambil dari mitologi Nordik. Dalam mitologi Nordik, ada makhluk seperti Fenrir, serigala raksasa yang ditakdirkan untuk membunuh dewa Odin pada akhir dunia (Ragnarok). Yveltal, dengan kemampuannya untuk menghancurkan dan menghisap kehidupan, mencerminkan tema-tema kehancuran dan kematian yang ada dalam mitologi Nordik.
Fenrir sendiri adalah simbol dari kehancuran yang tak terelakkan, dan ini tercermin dalam desain Yveltal, yang menggambarkan kekuatan destruktif dalam bentuk burung gelap dengan kemampuan untuk menguras energi dan kehidupan. Dengan ini, Yveltal menunjukkan bagaimana makhluk mitologi dapat menginspirasi desain dan tema-tema yang lebih besar dalam dunia Pokémon.
5. Zygarde: Terinspirasi oleh Legenda Keharmonisan Alam
Zygarde, Pokémon legendaris dari Pokémon X dan Y, terinspirasi oleh konsep keharmonisan alam dan keseimbangan. Dalam mitologi banyak budaya, ada dewa atau entitas yang bertugas menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia alam. Zygarde adalah simbol dari keseimbangan alam dan kehidupan yang terus berputar, serta pentingnya menjaga keharmonisan antara semua makhluk hidup.
Dalam cerita Pokémon, Zygarde mengawasi ekosistem dan memastikan bahwa keseimbangan alam tetap terjaga, mencerminkan kepercayaan dalam banyak mitologi bahwa ada kekuatan yang menjaga hubungan antara manusia dan alam agar tetap seimbang.
6. Giratina: Terinspirasi oleh Dunia Underworld dalam Mitologi Yunani
Giratina, salah satu Pokémon legendaris yang paling misterius, terinspirasi oleh konsep dunia bawah atau underworld dalam berbagai mitologi, termasuk dalam mitologi Yunani. Dalam mitologi Yunani, Hades adalah dewa dunia bawah yang menguasai jiwa-jiwa orang yang telah meninggal. Giratina, dengan penampilannya yang menyeramkan dan kemampuannya untuk mengendalikan dimensi lain, merefleksikan elemen-elemen dunia bawah ini, yang sering kali dianggap sebagai tempat yang penuh misteri dan gelap.
Giratina tinggal di Distortion World, sebuah dimensi yang terpisah dari dunia nyata, yang bisa diartikan sebagai representasi dari dunia bawah atau alam semesta yang penuh ketidakpastian dan misteri. Hal ini menggambarkan konsep mistis dan gelap dari mitologi yang sering dihubungkan dengan kehidupan setelah kematian.
Kesimpulan: Pokémon sebagai Jembatan antara Mitologi dan Budaya Populer
Pokémon telah berhasil menggabungkan elemen-elemen mitologi dari berbagai budaya di seluruh dunia ke dalam desain dan cerita mereka. Dari Gyarados yang terinspirasi oleh legenda ikan koi Jepang hingga Yveltal yang menggambarkan kehancuran ala mitologi Nordik, Pokémon membuktikan bahwa mitos dan cerita rakyat tidak hanya relevan dalam sejarah, tetapi juga dapat berperan dalam menciptakan makhluk yang akan dinikmati oleh generasi baru. Melalui karakter-karakter ini, Pokémon tidak hanya mengajarkan kita tentang dunia alam semesta fiksi mereka, tetapi juga memperkenalkan kita pada warisan budaya yang mendalam, menjadikan waralaba ini lebih dari sekadar permainan atau hiburan — melainkan sebuah jembatan budaya global yang menghubungkan mitos kuno dengan dunia digital masa kini.
